Kamis, 10 Januari 2013

Si Petruk Tujuh Belasan di Mal..


Bpk Asman
Ki Asman Budi Prayitno





Warga menikmati pertunjukan wayang dengan dalang Asman Budi Prayitno yang membawakan cerita Kumbokarno Pahlawan Sejati di Plaza Semanggi, Jumat (15/8). Pengunjung yang berbelanja juga bisa membeli batik, wayang kulit, golek dan buku-buku pewayangan yang dipamerkan hingga tanggal 18 Agustus.

 
Sabtu, 16 Agustus 2008 | 07:46 WIB
Mau kemana hari libur tujuh belasan nanti? Jujur sajalah, pasti banyak warga Jakarta langsung terbayang mal sebagai tujuan berplesir di setiap hari libur. Lha, mau kemana lagi? Mal memang sudah jadi tempat pelarian orang urban. Setelah 63 tahun negeri ini merdeka, Petruk dan teman-temannya pun mulai doyan ke mal..
Tidak percaya? Coba tengok Plaza Semanggi. Sejak 11 Agustus, pengunjung bisa menemui Si Jangkung Petruk sampai Si Ganteng Arjuna. Jumat petang kemarin misalnya, Si Petruk menyapa pengunjung, ”Selamat petang, selamat datang di Plaza Semanggi dalam pertunjukkan Wayang Goes to Mall 2008..!”



Nah, Petruk dan para punakawan itu hadir dalam wujud kulit, wayang kulit. Sore itu mereka tampil dalam lakon ”Kumba Karna Pahlawan Sejati”, menyesuaikan dengan tema kemerdekaan negeri ini.
”Lha kalau di gedung kesenian, itu-itu saja yang nonton. Kalau di mal bisa curi perhatian banyak orang, walaupun sekadar ditoleh enggak masalah. Lagipula, orang sekarang kan memang wisatanya ke mal tho?” ujar Hendra Wijaya, pelaksana acara dari Wayangkom, komunitas pecinta segala hal berbau wayang.
Hendra mengaku, sejak tahun 2006, dia sudah menawarkan proposal acara wayang itu ke berbagai mal lain di Jakarta, namun kerap ditolak. Di Plaza Semanggi, pertunjukkan wayang itu masih bisa dinikmati sampai tanggal 18 Agustus nanti, pukul 14.00.
Pengunjung juga bisa menyaksikan pameran 100 karakter wayang kulit dan komik-komik wayang di areal atrium. Sang dalang, Asman Budi Prayitno, akan membawakan cerita lakonnya dalam bahasa persatuan kita, Bahasa Indonesia.
Memang, mal kini sudah seperti bermetamorfosa menjadi tempat untuk segala aktivitas, terutama yang berpretensi untuk to see or to be seen, melihat dan dilihat. Mal tak lagi hanya tempat belanja, namun juga sudah menjadi ”taman” bermain anak-anak, ruang pameran, arena kampanye organisasi lingkungan, panggung musik gratisan, ”galeri” seni, ”museum” dadakan, sampai panggung wayang kulit seperti tadi.
Menurut Denny Maruhum Pasaribu, Marketing Communications Manager Plaza Semanggi, mal kini harus lebih berani menampilkan pertunjukkan yang berakar dari budaya Indonesia sendiri. ”Justru unik dibandingkan mal di negara lain. Jadi jangan Doraemon atau Batman terus yang dikasih tempat di mal,” ujar Denny.
Angklung dan Batik
Lain lagi di Pondok Indah Mal (PIM). Menyambut tujuh belasan, hadir pertunjukkan angklung dari Saung Angklung Mang Udjo dan peragaan busana bertema ”Catwalk of Independence” di lantai dasar PIM II. Peragaan busana ini diikuti oleh beragam merek internasional, seperti Masari, Braun Buffel, sampai Mont Blanc.
”Pada sesi acara yang sama itu, pakaian-pakaian batik juga akan banyak ditampilkan. Yang membanggakan, brand-brand internasional bersedia berdampingan dengan batik. Artinya, batik kini sejajar dengan busana dari first line boutique,” kata Deputy Mall Manager PIM Eka Dewanto.
Di PIM I dan north sky walk, pengunjung bisa bernostalgia melalui beragam benda tempo dulu. Mulai dari pameran mobil kuno Ford A 1928 dan Chevy Impalla, sampai sepeda ontel kuno. Lalu mencicipi beragam hidangan tradisional dari kue apem sampai nasi kucing angkringan, diiringi musik keroncong.
Hingga 24 Agustus tersedia cemilan jadul (zaman dulu) dari Cemal Cemil: coklat rokok, gulali, harum manis, juga es lilin. Masih di lorong yang sama, dijual pula buku-buku kuno dan komik-komik wayang dengan berbagai lakon cerita. Di sini, pengunjung bisa membeli buku serial Asraman Kopingho sampai koran kuno edisi di tahun 1960-an, Star Weekly, yang dijual Rp 25.000 per eksemplar.
Pameran Lukisan
Mau nonton pameran lukisan? Datanglah ke Senayan City. Sampai dengan 31 Agustus mendatang pengunjung bisa menikmati lukisan karya I Nyoman Gunarsa (64), bertema Gerak Merah Putih Keemasan. Pengunjung juga bisa nonton pertunjukkan musik tradisional Bali, Rindik Bambu Bali.
Nah, jika ingin menikmati acara yang diadakan oleh dan untuk masyarakat, datanglah ke Jalan Kali Malang, Jakarta Timur dan Jalan Jaksa, Jakarta Pusat.
Saksikan seru dan meriahnya lomba balap karung, makan kerupuk dan lainnya yang diikuti warga Jalan Jaksa, warga asing, dan turis yang sedang berkunjung ke Jakarta. ”Kami menyediakan hadiah yang lucu untuk pemenang lomba,” kata Helmy Zain, penyelenggara lomba.
Di tepi Kali Malang ada lomba panjat pinang dan gebuk bantal di atas sungai yang amat meriah.
Sarie Febriane,Soelastri Soekirno
Sumber : Kompas Cetak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

> Hanya menerima komentar yang berhubungan dengan artikel, atau berupa kritik dan saran yang berhubungan dengan Blog ini.
> Komentar SARA, SPAM, Berbau Iklan atau Promosi, Link atau Anonim tidak diizinkan.
> Setiap komentar yang masuk akan kami approve kecuali komentar yang menyalahi aturan.
> Untuk CP dapat menghubungi Ki Asman Budi Prayitno di 021 754 7686 atau 0815 1117 1144
> Terima kasih telah berkunjung di Blog sederhana ini. Salam sukses selalu..!!!